Orang Jepang menyebut ikan sidat sebagai unagi. Di Indonesia ikan sidat punya banyak nama. Apa pun namanya, ikan sidat adalah ikan yang enak dan dan sangat bergizi. Lebih bergizi dibanding ikan salmon. Apa gizinya ikan sidat?
Di Indonesia ikan sidat punya banyak nama. Ada yang menamainya sebagai ikan uling, masapi, moa, lumbon, larak, lubang, gateng, denong, mengaling, lara, luncah, sigili dan ikan pelus. Dalam bahasa Inggris, ikan sidat disebut sebagai Giant Mottled Eel.
Ikan sidat tumbuh dewasa di rawa-rawa atau muara sungai. Saat dewasa, ikan sidat pindah ke laut untuk bertelur. Bayi-bayi ikan sidat menetas di dekat muara sungai. Bayi-bayi itu lalu berenang menuju sungai dan tumbuh dewasa di rawa-rawa.
Kesukaan Orang Jepang
Ikan sidat dari Indonesia banyak diekspor ke Jepang. Orang Jepang menyebut ikan sidat sebagai unagi. Hmm, unagi bisa dibuat aneka makanan. Misalnya, sushi, makisushi, dan lain-lain.
Di Jepang, ikan sidat telah menjadi ikan langka karena terlalu banyak dimakan manusia. Selain itu, tempat hidup ikan sidat banyak yang rusak akibat pencemaran.
Di Indonesia, jumlah ikan sidat juga banyak berkurang. Beberapa sungai di Indonesia dipakai untuk pembangkit listrik sehingga bayi ikan sidat tidak bisa pindah ke sungai dan rawa-rawa. Di samping itu, banyak juga rawa-rawa yang telah berubah jadi perumahan manusia. Wah, tempat hidup ikan sidat banyak yang hilang, deh.
Lezat Bergizi
Ikan sidat juga mengandung zat protein DHA dan EPA. Kedua zat itu penting untuk pertumbuhan otak manusia.
Wah, kandungan DHA dan EPA ikan sidat lebih tinggi daripada ikan salmon dan ikan tenggiri, lo. Bandingkan, ikan sidat mempunyai kandungan DHA sebesar 1.337 mg/100 gram. Kandungan EPA ikan sidat sebesar 742 mg/100 gram. Ikan salmon hanya mengandung zat DHA 820 mg/100 gram.
Nah, jika teman-teman ingin pintar dan sehat, makanlah ikan sidat. Namun, kita juga harus memelihara sungai kita. Janganlah membuang sampah atau limbah beracun ke sungai supaya sungai tetap bersih. Jika sungai tercemar, maka ikan sidat di Indonesia akan langka seperti di Jepang. Kita bakal kehilangan ikan yang enak dan bergizi, deh!
(Johanna Ernawati )
Narasumber:Gadis Sri Haryani. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.


