Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap yen Jepang di perdagangan Asia. Dolar AS merosot setelah survei sentimen bisnis dari Bank of Japan menunjukkan pelemahan yen gagal meningkatkan sentimen perusahaan Jepang.
Keyakinan antara produsen besar Jepang tetap stabil dalam periode yang berakhir Maret. Sementara di Asia, China akan merilis Purchasing Managers Index (PMI). Angka ini diperkirakan akan turun menjadi 49,7 dari Februari 49,9.
"Sampai Fed menyediakan sinyal yang tidak ambigu untuk menormalkan kebijakan moneter, kami dapat melangkah ke kisaran harga yang baik ini untuk sementara," jelas direktur pengelola FX Strategy, Boris Schlossberg, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (1/4/2015).
Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengisyaratkan bank sentral kemungkinan akan mulai menaikkan biaya pinjaman tahun ini. Selain itu, pasar tenaga kerja akan menjadi faktor penting dalam menentukan arah pergerakan.
Dolar tergelincir sekitar 0,2 persen menjadi 119,90 per yen Jepang, menyentuh posisi terendah setelah rilis PMI, dan bergerak kembali menuju level terendah satu bulan di 118,33 per yen Jepang.
Sementara Euro, naik 0,2 persen menjadi USD1,0748 per euro, yang menandai kuartal terburuk dalam 15 tahun sejarah. Euro telah melemah 11 persen terhadap dolar AS karena harapan kebijakan moneter dan ketakutan investor tentang keuangan Yunani. Untuk saat ini, euro terlihat terjebak antara USD1,0500-USD1,1000.