Istilah cosplay sudah tak asing di telinga para pecinta budaya Jepang. Namun tahukah kalian dari mana asal usul kata cosplay itu?
Dilansir dari Kotaku (22/10/14), pada tahun 1970-an para pelajar di Jepang sudah mulai berdandan menyerupai karakter manga dan anime. Mereka biasanya mengenakan kostum tersebut saat menghadiri konvensi manga dan anime,
maupun di berbagai festival sekolah, untuk menunjukkan kecintaannya
pada sebuah karakter tertentu. Konvensi fiksi ilmiah sebetulnya sudah
eksis di Jepang sejak tahun 1960-an, namun pada tahun 1975, Comic Market (alias Comiket)
diluncurkan, yang memberikan ruang bagi mereka yang membuat karya-karya
indie. Pada event itulah para penggemar yang mengenakan kostum semakin
marak, dan pada saat itu istilah yang digunakan adalah kasou (仮想).
Namun kemudian terjadi kebimbangan
apakah istilah tersebut sudah cukup untuk menggambarkan tradisi
berdandan ala karakter tertentu? Nobuyuki Takahashi
dari Studio Hard memikirkan istilah lain yang dapat mencerminkan hobi
berkostum menyerupai karakter tertentu itu. Dia dan beberapa temannya
dari Universitas lantas mencoba menerjemahkan kata dari Barat ‘masquerade’ ke bahasa Jepang, namun mereka mengalami kesulitan karena masquerade dianggap terlalu mewah dan kuno. Mereka pun mencoba mengotak-atik berbagai kata dan mulai menyelipkan kata ‘costume’ dari bahasa Inggris. Beberapa kombinasi yang terpikir antara lain “costume show”, “kasou show”, “hero play”, namun tetap saja belum menemukan kata yang cocok.
Setelah berpikir keras, mereka mencoba
memikirkan kombinasi kata lainnya. Mengingat orang Jepang memiliki
kebiasaan untuk menyingkat kata (misalnya saja ‘remote control’ – rimooto kontorooru – disingkat menjadi rimokon), akhirnya mereka pun menemukan kata “cosplay” yang merupakan singkatan dari ‘costume’ dan ‘play’.
Artikel tentang cosplay karya Takahashi pertama diterbitkan
pada bulan Juni 1983 di My Anime (lihat gambar di atas) dan menampilkan
banyak orang yang mengenakan beragam kostum karakter. Dalam artikel itu,
kata ‘costume play’ (コスチュームプレー, kosuchuumu puree) dan ‘cosplay’ (コスプレ, kosupure), beserta judul dalam bahasa Inggris ‘Hero Costume Operation’
sama-sama disebutkan. Itu karena Takahashi sendiri masih bingung
menentukan kata yang paling tepat untuk menggambarkan aktifitas cosplay. Tahun berikutnya, beberapa orang mulai mengenal istilah cosplay, dan istilah tersebut akhirnya semakin dikenal luas seiring dengan meningkatnya minat penggemar terhadap cosplay. Kini, hingga 31 tahun berlalu sejak artikel cosplay pertama diterbitkan, istilah cosplay masih terus digunakan dan bahkan akhirnya menjadi sebuah istilah global; sesuatu yang mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Takahashi.
Source : Kotaku