Jepang sebagai negara
dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia, di bawah Amerika
Serikat dan China, juga mempunyai program luar angkasa yang maju. Hayabusa
adalah salah satu program dari badan luar angkasa Jepang yaitu JAXA
(Japan Aerospace Exploration Agency). Hayabusa ialah pesawat luar
angkasa Jepang dengan misi menganalisa asteroid yang berada di dekat
Bumi.
Hayabusa memiliki arti elang Peregrine, sesuai namanya bentuk pesawat luar angkasa ini memang sekilas mirip elang. Hayabusa memiliki misi menganalisa dan mengambil sampel material dari asteroid. Hayabusa diluncurkan di bulan September 2005 dan tujuannya adalah asteroid 25143 (Itokawa). Pada bulan November 2005, berhasil menyentuh asteroid Itokawa dan mengais sedikit dari permukaan asteroid.
Misi Hayabusa dipenuhi dengan kebingungan karena beberapa kendala yang dialami oleh pesawat luar angkasa ini, seperti kurangnya energi dari baterai sehingga hilang komunikasi. Tetapi pada Maret 2006, JAXA berhasil berkomunikasi balik dengan Hayabusa dan karena sempat kehilangan arah, sehingga Hayabusa perlu dikalkulasi ulang lagi untuk tujuan balik ke Bumi. Memakan waktu lebih dari empat tahun, pada Juni 2010 akhirnya Hayabusa berhasil kembali ke Bumi dan membawa debu-debu dari asteroid Itokawa.
Belajar dari pengalaman misi Hayabusa, Jepang akan kembali meluncurkan program menuju asteroid 162173 (1999JU3). Misi menuju asteroid 1999JU3 dinamai Hayabusa-2. Mempunyai tujuan yang sama tetapi dengan beberapa kelemahan dari misi Hayabusa pertama telah diperbaiki.
Sampel yang diambil akan dianalisa kemudian untuk mengetahui materi organik apa yang ada dan apakah ada hubungan dengan kehidupan di Bumi.
Hayabusa-2 Lebih Canggih
Teknologi peledak yang diberi nama SCI (Small Carry-on Impactor) akan dilepaskan dari Hayabusa-2 dan kemudian menggali asteroid. Robot pendarat yang disingkat MASCOT (Mobile Asteroid Surface Scout) adalah hasil kerja sama antara badan luar angkasa Jerman (DLR) dan Perancis (CNES) akan diluncurkan setelah SCI diluncurkan terlebih dahulu.
Tiga robot penjelajah adalah MINERVA-II1A, MINERVA-II1B dan MINERVA-II2, ketiganya adalah buatan Jepang. Sebenarnya pada misi Hayabusa yang pertama ada juga robot pendarat MINERVA (MIcro/Nano Experimental Robot Vehicle for Asteroid), tetapi gagal mendarat di asteroid Itokawa.
Berdasarkan jadwal, rencananya Hayabusa-2 akan diluncurkan pada tanggal 30 November 2014 dengan menggunakan roket H-IIA, diperkirakan akan tiba di asteroid 1999JU3 di bulan Juni 2018. Hayabusa-2 akan bekerja selama satu setengah tahun di asteroid, kemudian terbang balik ke Bumi di bulan Desember 2019, dan jika tidak ada masalah akan tiba di Bumi bulan Desember 2020.
Perjalanan dari Bumi ke asteroid memakan waktu yang lebih lama karena orbit asteroid 1999JU3 yang masih menjauh dari Bumi, yang kemudian akan perlahan-lahan mendekati Bumi dan menjauh lagi.
Source : japanesestation